Senin, 10 Mei 2010

Tips Warung Hijau : plastik (2)

Sudah banyak yang mengetahui tentang kekuatan plastik, baik sebagai wadah maupun sebagai sampah. Ada yang menyatakan bahwa plastik baru akan hancur setelah 100 tahun. Aku agak sangsi dengan pernyataan ini. Aku mempunyai album perangko dari akhir dekade 1920-an, perangko-perangkonya dibungkus plastik yang hingga saat ini belum menunjukkan tanda-tanda akan hancur!

Kemudian muncul ide-ide kreatif untuk mengatasi masalah sampah plastik, misalnya :
  1. Memakai kantong kresek bekas belanja sebagai kantong penampung sampah.
  2. Melebur plastik bekas menjadi biji plastik untuk dibentuk menjadi benda plastik baru.
  3. Membuat hiasan, tas dan benda-benda lain dari plastik bekas kemasan consumer good yang agak tebal.
  4. Membuat “eco-plastic” dari singkong, jagung atau bahan organik lainnya sehingga lebih cepat hancur.

Faktanya :

1. Soal sampah :
  • Lebih banyak kantong kresek yang langsung dibuang setelah sekali pakai dibanding yang dimanfaatkan sebagai kantong sampah
  • Ada pabrik yang membuat kantong plastik khusus untuk sampah
2. Soal biji plastik :
  • Pengolahan plastik bekas menjadi biji plastik meninggalkan jejak karbon yang besardan mencemari udara dengan racun dioxine
  • Hanya memperpanjang usia plastik sebelum akhirnya menjadi sampah
3. Soal kerajinan tangan :
  • Produsen consumer goods menganggap dosa sampahnya telah berkurang karena ada yang menampung sampah kemasannya.
  • Kreativitas mengolah sampah menjadi hiasan difasilitasi oleh pabrik yang membuat bahan baku kerajinan tangan dari plastik. Akhirnya kerajinan tangan dibuat dari plastik baru, tidak lagi dari plastik bekas .
4. Soal eco-plastik :
  • Menciptakan varian sampah baru
  • Menciptakan kebutuhan lahan baru untuk menanam bahan baku yang bukan tidak mungkin menggunduli hutan bila produksi terus meningkat

Masalah sampah tidak teratasi, malah semakin rumit. Sampah masih ada dan makin banyak karena terus diproduksi.

Tips :
  1. Kurangi sampah sehingga kebutuhan kantong kresek untuk menampung sampah juga berkurang. 90% sampah rumah tangga bisa dibuat kompos atau dipakai lebih lama atau didaur ulang
  2. Beli consumer goods dalam kemasan besar, sehingga jumlah kemasan yang dibuang berkurang
  3. Beralih ke bahan-bahan alami yang tidak memerlukan proses produksi berjejak karbon tinggi , tidak memerlukan kemasan dan sampahnya bisa dibuat kompos

go green Indonesia!

Bayar pinjaman dengan sampah

Diambil dari Kompas cetak Senin, 10 Mei 2010 | 04:33 WIB

Bank yang satu ini unik. Para nasabahnya boleh meminjam uang dan membayarnya dengan sampah. Tidak percaya? Datang saja ke Jalan Beting Indah, RW 09, Kelurahan Semper Barat, Cilincing, Jakarta Utara.

Di sana, di atas lahan kosong berukuran sekitar 315 meter persegi berdiri Bank Sampah RW 09. Nasabahnya lumayan banyak. Berdiri empat bulan lalu, kini ada 530 nasabah. Mereka memiliki buku bank dan nomor rekening sebagaimana layaknya bank beneran.

Namun, operasional bank yang juga menyalurkan kredit ini berbeda dengan bank-bank biasa. Para nasabah menabung dengan mengumpulkan sampah plastik, kaleng, kertas, dan kardus. Sampah-sampah itu lalu ditimbang dan dikonversikan dalam rupiah. Uang hasil penjualan sampah itu dimasukkan dalam rekening mereka masing- masing.

Para nasabah boleh setiap saat mengambil uang tabungannya. Mereka juga boleh meminjam uang dari Bank Sampah, lalu membayarnya dengan sampah. Kredit dari bank unik ini sangat tidak memberatkan nasabah. Nasabah boleh mengembalikannya dalam jangka enam bulan tanpa agunan dan tanpa bunga sama sekali.

Jangka waktu cukup lama karena para nasabah perlu waktu untuk mengumpulkan sampah. Jumlah nominal kredit yang boleh diambil nasabah maksimal dua kali dari saldo dalam tabungan nasabah.

Pencetus ide Bank Sampah itu adalah Ketua RW 09 Nanang Suwardi (43). Ketika dia dipilih menjadi ketua RW, persoalan kebersihan adalah persoalan yang paling besar di wilayahnya. Sangat sulit bagi dirinya meminta warga ambil bagian dalam menjaga kebersihan. Dia berpikir, jika warga diberi manfaat ekonomi, mereka tentu mau memilah-milah sampah sebelum membuangnya.

Kini setelah merasakan manfaat ekonomi itu, warga pun banyak yang tertarik dan menjadi sadar lingkungan. Namun, sejalan dengan hal itu, Bank Sampah pun mulai menemukan beberapa masalah. Hal itu, misalnya, kekurangan modal kerja.

”Sampai sekarang, modal pertama sebesar Rp 3,5 juta yang saya pinjam belum bisa saya kembalikan. Uang di bank ada, tetapi nanti kalau ada nasabah yang mau pinjam, kami tidak punya uang lagi,” katanya.

Nanang mengaku, Bank Sampah itu beberapa kali mendapat kunjungan dari pejabat dan mendapat pujian dari berbagai pihak. ”Akan tetapi, hanya pujian dan kunjungan. Bantuan modal atau alat kerja tidak ada sama sekali,” tuturnya.

Kenyataan ini berbalik 180 derajat dengan ambisi pemerintah setempat yang ingin mendapatkan Piala Adipura.
go green Indonesia!

Jumat, 07 Mei 2010

Kata-kata bijak - ibu bumi

Wangari Maatai :
Kita pikir selama ini emas dan berlian adalah benda yang berharga. Kita menyebutnya mineral mulia, tapi materi yang ada di atasnyalah—yaitu tanah—yang sebenarnya paling berharga bagi umat manusia.

Beliau adalah pemenang Nobel Perdamaian asal Kenya yang membantu perempuan-perempuan di negaranya menanam lebih dari 40 juta pohon.
go green Indonesia!

Kamis, 06 Mei 2010

Tips Warung Hijau : makan mi

Hampir semua orang suka makan mi. Makan mi paling enak menggunakan sumpit. Saat ini jarang rumah makan mi yang menyediakan sumpit logam, melamin atau kayu yang dapat dicuci untuk dipakai ulang. Konsumen juga banyak yang lebih memilih memakai sumpit kayu sekali pakai yang dikemas dalam plastik karena merasa terjamin kebersihannya.
Ada banyak pengorbanan yang sia-sia begitu sumpit selesai digunakan lantas dibuang:
1. Ada pohon yang harus ditebang untuk membuat sumpit
2. Kerusakan tanah dan ekosistem di sekitar hutan akibat matinya pohon
3. Perlu waktu puluhan tahun untuk menghasilkan pohon pengganti
4. Proses pembuatan sumpit, pengemasan dan pendistribusian hingga sampai ke penjual mi meninggalkan jejak karbon yang sangat besar
5. Proses pembusukan sampah sumpit yang tidak terkelola baik akan meninggalkan jejak karbon yang tinggi juga.
6. Dan serentan pengorbanan lain yang akan muncul bila dirunut lebih jauh

Masih tega menggunakan sumpit sekali pakai buang?

Tips :
Pilihlah penjual mi yang menyediakan sumpit melamin, logam atau kayu yang dapat dicuci dan dipakai ulang. Kalau penjual mi favorit tidak menyediakannya, bawa sumpit sendiri. Sumpit tidak terlalu banyak memakan tempat di dalam tas.

go green Indonesia!

Tips Warung Hijau : sampah (1)

Saat kita membeli makanan, sebetulnya kita juga membeli sampah. Andainya saja kita membeli nasi rames, umumnya yang kita dapatkan adalah :
1. Kotak Styrofoam atau karton sebagai wadah
2. Kertas berlapis plastik atau plastik sebagai alas
3. Kantong-kantong plastik kecil sebagai wadah lauk agar rasa masing-masing
lauk tidak bercampur
4. Sendok plastik
5. Tisyu
6. Tusuk gigi
7. Kantong plastik pembungkus sendok, tisyu dan tusuk gigi
8. Aluminium kemasan saus sambal
9. Kantong kresek untuk membawa kotak makanan

Semuanya tidak akan kita makan. Belum lagi kalau makanan ternyata harus dibuang karena kita tidak sanggup memakan seluruhnya.

Tips :
Bawa kotak makanan sendiri kalau mau beli makanan. Kalau makanan ini akan dimakan di luar, jangan lupa sendok garpunya. Kalau mempunyai masalah di gigi yang menyebabkan selilitan, bawa sikat gigi juga ya.

Sudah saatnya kita yang memutuskan seberapa banyak sampah yang mau kita beli. Jangan mau diatur oleh penjual.

go green Indonesia!

Tips Warung Hijau : hidup organik (1)

Sekarang banyak orang menderita asthma dan alergi. Pencetusnya umumnya adalah produk-produk sintetis yang digunakan didalam rumah, misalnya :
1. Pengharum ruangan
2. Kamper di lemari baju
3. Pelembut dan pewangi cucian
4. Pembersih lantai mengandung antiseptik
5. Penyemprot nyamuk
6. Pembersih kamar mandi

Tips :
Kenapa harus tergantung pada produk-produk pabrik yang sintetis kalau alam di sekitar kita memiliki kekayaan yang bisa dimanfaatkan? Ada minyak sereh yang bila diteteskan pada air pel dapat mengusir nyamuk. Ada minyak cengkeh yang bila diteteskan pada air pel sebagai antiseptic. Ada merica yang bila ditaburkan di lemari kayu dapat mencegah datangnya rayap. Ada lerak yang dapat dipakai sebagai pencuci serba guna, mulai dari pakaian, kaca, perabotan dapur bahkan dapat mempertahankan kelembaban kulit saat digunakan untuk membersihkan tubuh. Ada minyak-minyak esensial harum yang dapat digunakan untuk mengharumkan ruangan, lemari dan pakaian. Ada cuka dan soda kue yang dapat digunakan sebagai pembersih serba guna.
go green Indonesia!

Tips Warung Hijau : plastik (1)

Tidak perlu dibahas lagi di sini, tentu sudah banyak yang mengetahui kalau kantong kresek itu tidak bersahabat dengan lingkungan. Tapi seringkali ada keadaan yang memaksa kita menerima kantong kresek, contohnya :
1. Penjual sudah mengemas dagangannya dalam kantong kresek. Kalau kita hanya
mengambil isinya, pasti plastik kreseknya akan dibuang oleh penjual.
2. Ada yang memberikan barang, makanan, atau apa sajalah. Tidak sopan bukan bila
kita mengambil isinya saja lalu mengembalikan kantong kreseknya?
3. Kelalaian sendiri saat berbelanja lupa membawa tas, jadi terpaksa menerima
kantong kresek.
4. Tolong bantu ….. apa lagi ya?

Tips : REUSE
Setelah isi dikeluarkan, bersihkan kantong kresek, lipat rapi dan simpan di tempat yang mudah diingat agar mudah mengambilnya lagi untuk dipergunakan lagi. Pakai kantong kresek ini berkali-kali sampai keadaannya sudah tidak layak pakai, baru dimanfaatkan untuk menampung sampah. (Kalau sudah terbiasa memilah sampah, tentu kebutuhan plastik kresek untuk tempat sampah tidak terlalu banyak)


go green Indonesia!