Ini
hasil pengamatanku di kasir pasar swalayan. Bagi pèmbeli yang tidak
bawa tas, fungsi kasir adalah memindai barang belanjaan dan
memasukkannya ke dalam tas kresek. Tapi bagi pembeli yang membawa tas
sendiri, fungsi kasir hanya sebatas memindai belanjaan. Pembeli harus
menata sendiri arang belanjaannya.
Aku biasa membawa tas belanja sendiri dan sudah terbiasa memasukkan sendiri belanjaan ke
dalam tas. Jadi selama ini tidak pernah merasa hal ini sebagai masalah
penting. Tapi tadi baru mikir...sepertinya pihak manajemen pasar-pasar
swalayan seharusnya melatih kasir-kasirnya untuk membiasakan diŕi dengan
menata barang-barang bukan hanya di kantong kresek,tapi juga di tas
milik pembeli. Karena mungkin salah satu penyebab orang malas membawa
tas belanja sendiri karena tidak dilayani kasir waktu memasukkan
belanjaan ke dalam tas....yah...gitu deh ..... hingga sekarang, umumnya
orang Indonesia itu kan maunya dilayani...
Judulnya : aku bosan
kampanye bawa tas belanjaan sendiri dan disapa"go green ya?" Aku sudah
bertahun-tahun tidak "go green" tapi "think green". Be a green thinker is
not my life style but my way of life.
warung hijau
dibangun sebagai wujud kepedulian terhadap kondisi Ibu Bumi. Karena itu bukan disebut warung merah, meski berwarna merah. Warna merah merujuk pada kondisi Ibu Bumi yang nilainya merah karena sakitnya yang parah, demam tinggi, keracunan, dehidrasi dengan luka di sekujur tubuhnya.
Kamis, 20 Maret 2014
Senin, 30 April 2012
Lubang Resapan Biopori, manfaatnya bagi ibu bumi
Tujuan pembuatan LRB adalah
meningkatkan daya serap tanah akan air. Jika jumlahnya banyak akan mampu
mengurangi potensi banjir. Bila LRB berfungsi dengan baik, ada beberapa manfaat
tambahan bagi kelestarian bumi, yaitu :
- Mengurangi resiko penyebaran penyakit-penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, chikungunya, malaria dan kaki gajah karena jumlah genangan air juga berkurang
- Mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga.
- Mengurangi masalah perkotaan yang ditimbulkan oleh sampah
- Mengurangi emisi gas pembentuk efek rumah kaca yang dihasilkan oleh tumpukan sampah di atas tanah.
- Tanah di sekitar LRB menjadi subur akibat aktivitas makhluk-makhluk hidup di dalam tanah.
Pemeliharaan Lubang Resapan Biopori
Satu-satunya cara memelihara LRB-LRB
yang sudah dibuat adalah dengan mengisinya dengan sampah organik. LRB baru
berfungsi sesuai namanya sebagai resapan biopori bila diisi oleh sampah
organik. Sampah organik adalah semua
jenis sampah yang dapat membusuk, seperti rumput, daun kering, kulit buah,
batang sayur yang tidak termakan, ampas kelapa, sisa makanan. Sampah ini akan
dicerna oleh makhluk-makhluk hidup di dalam tanah, sehingga lama kelamaan akan
menyusut. Setelah isi menyusut, LRB
harus diisi sampah lagi. Artinya selama
penghuni rumah masih beraktivitas, sampah organik akan terus diproduksi dan LRB
tidak akan pernah kosong.
Untuk mencegah tikus, kucing atau
anjing mengais-ngais isi LRB, pengisian sampah ke dalam lubang sebaiknya sampai
10 cm di bawah permukaan tanah. Selain
itu, sampah daging, tulang dan unsur-unsur hewan lainnya sebaiknya tidak
dimasukkan ke dalam LRB.
Jenis sampah organik lain yang
sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam LRB adalah biji buah-buahan dan batang
tanaman yang berakar, karena berpotensi tumbuh menjadi tanaman. Tanaman dari
biji-bijian ini akan tumbuh tidak terkendali dan merusak keindahan pekarangan.
Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 29 april 2012
Mari membuat Lubang Resapan Biopori
Bila di rumah Anda belum ada LRB, Anda dapat membuatnya
sendiri. Pembuatan LRB bukanlah hal yang sulit. Dengan menggunakan bor tanah, satu lubang dapat dibuat dalam waktu 10 sampai 20 menit,
tergantung kekerasan tanah. Ada beberapa bor tanah di gereja yang dapat
dipinjam untuk membuat LRB-LRB.
Lubang dapat dibuat di pekarangan, di dasar saluran air
buangan, bahkan di tempat yang sudah dicor semen. Bila ada perbedaan tinggi
tanah, LRB dibuat di bagian paling rendah agar air dapat mengalir masuk kedalam
lubang. Jarak antar lubang sekitar 3 hingga 4 meter.
Disain bor tanah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat
membuat lubang berdiameter 10 cm. Mata bor terdiri atas 2
buah pisau yang ujung-ujungnya menyatu membentuk lubang berbentuk seperti mata.
LRB dibuat dengan cara memutar bor tanah searah jarum jam. Bila bor diputar di dalam tanah, kedua pisau
ini akan mengeruk tanah yang dilalui dan tanah hasil kerukan akan berkumpul di
tengah-tengah lubang mata bor. Setiap kali tanah yang terkeruk ini harus
dilepaskan supaya mata pisau dapat mengambil tanah lagi hingga mencapai
kedalaman 80 - 100 cm. Lebih dalam dari itu tidak ada gunanya, karena oksigen
sudah sangat tipis, jadi tidak memungkinkan bagi kehidupan.
Seperti yang dimual dalam warta jemaat gki surya utama 22 april 2012
Lubang Resapan Biopori.... apa kabarnya?
Seperti yang ditulis di tulisan sebelum ini, biopori
adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk
hidup dalam tanah. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya
air sehingga meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah biopori
adalah dengan membuat LRB pada permukaan tanah untuk meningkatkan
jumlah biopori dalam tanah.
Beberapa tahun belakangan ini, banyak acara digelar dengan label "go green". Salah satu kegiatan di dalamnya adalah pembuatan LRB.Artinya sudah
banyak LRB yang dibuat. Lubang-lubang ini baru dapat berfungsi sebagai resapan
biopori jika diisi dengan sampah organik. Sampah ini menjadi makanan bagi makhluk-makhluk
dalam tanah sehingga tetap hidup dan aktif bergerak membuat lubang-lubang kecil
disekitar LRB. Dengan aktifnya makhluk hidup dalam tanah di sekitar LRB, maka jumlah
biopori akan meningkat terus. Dengan demikian LRB dan biopori bersama-sama akan
meningkatkan daya serap tanah terhadap air.
Mudah-mudahan pembuatan LRB-LRB selama ini bukan sekedar kegiatan seremonial belaka dan tidak dilanjutkan dengan menghidupkan LRB. Apakah
LRB-LRB di rumah Anda masih terus diisi sampah?
Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 15 april 2012 (dengan penyesuaian)
BIOPORI , sekedar mengingatkan lagi
Makin banyaknya tanah di Jakarta yang ditutupi bangunan beton menyebabkan daya tampung tanah terhadap air makin berkurang. Daya serap tanah Jakarta terhadap air nyaris tidak ada, karena itu air hujan hampir seluruhnya mengalir ke laut. Daya tampung sungai dan kanal-kanal banjir yang penuh sampah kalah besar dibandingkan jumlah air hujan yang harus dialirkan, sehingga kelebihan air membanjiri kota. Penurunan daya serap tanah terhadap air menyebabkan jumlah air tanah makin menyusut. Akibatnya air laut menyusup ke dalam air tanah Jakarta. Air sumur jadi payau bahkan asin.
Salah satu cara untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air adalah dengan menambah jumlah BIOPORI pada tanah. BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap, tikus, serangga, keong dan makhluk-makhluk kecil lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah gembur dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Makin banyak biopori, makin besar air yang dapat diserap tanah.
Jumlah BIOPORI dapat diperbanyak dengan menanam pohon-pohon di tanah (bukan di pot) terutama pohon-pohon besar yang berakar besar, dalam dan banyak. Sayangnya jumlah lahan terbuka sangat terbatas, terutama di kawasan perumahan. Seringkali penanaman pohon jenis ini di halaman rumah dihindari karena kekuatiran akan kerusakan struktur bangunan akibat penjalaran akarnya. Kalau pohon besar tidak memungkinkan, penanaman pohon tidak terlalu besar seperti pohon buah cangkokan atau pohon hias juga dapat meningkatkan jumlah BIOPORI.
Cara lain adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori pada permukaan tanah. Cara ini sangat sederhana, mudah dan tanpa resiko kerusakan struktur bangunan rumah.
Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 8 april 2012
Salah satu cara untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air adalah dengan menambah jumlah BIOPORI pada tanah. BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap, tikus, serangga, keong dan makhluk-makhluk kecil lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah gembur dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Makin banyak biopori, makin besar air yang dapat diserap tanah.
Jumlah BIOPORI dapat diperbanyak dengan menanam pohon-pohon di tanah (bukan di pot) terutama pohon-pohon besar yang berakar besar, dalam dan banyak. Sayangnya jumlah lahan terbuka sangat terbatas, terutama di kawasan perumahan. Seringkali penanaman pohon jenis ini di halaman rumah dihindari karena kekuatiran akan kerusakan struktur bangunan akibat penjalaran akarnya. Kalau pohon besar tidak memungkinkan, penanaman pohon tidak terlalu besar seperti pohon buah cangkokan atau pohon hias juga dapat meningkatkan jumlah BIOPORI.
Cara lain adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori pada permukaan tanah. Cara ini sangat sederhana, mudah dan tanpa resiko kerusakan struktur bangunan rumah.
Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 8 april 2012
Minggu, 18 Desember 2011
Merayakan Natal sambil menjaga bumi
Kebanyakan suku-suku bangsa dimemiliki kearifan dalam memelihara lingkungan hidup yang diwariskan secara turun menurun. Sayangnya modernitas seringkali melenyapkan warisan ini, bahkan memunculkan tradisi baru yang justru merusak lingkungan hidup. Begitu juga untuk merayakan Natal. Ada baiknya mejadikan masa Natal tahun ini untuk memikirkan ulang tradisi di sekitar Natal yang selama ini kita pelihara.
Ada banyak tradisi di sekitar Natal yang bukan hanya tidak ada kaitannya dengan Natal, tapi juga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Ada tradisi-tradisi yang sulit dilepaskan, namun dapat dimodifikasi untuk mengurangi masalah bagi lingkungan dengan sedikit pengorbanan dan kreativitas. Beberapa tulisan sebelum ini menguraikan beberapa tradisi di sekitar Natal yang tetap dapat dilakukan namun dengan cara yang berbeda.
Mari menjadikan saat Natal sebagai penyemangat untuk menghijaukan bumi kembali. Natal di Indonesia selalu terjadi pada musim penghujan. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk menanam. Daripada mengirim kartu Natal yang terbuat dari kayu, lebih baik menanam untuk menciptakan habitat dan lingkungan hidup yang layak diwariskan bagi anak-cucu. Jadikan pohon Natal dan dekorasinya sebagai alat penyatu manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Jadikan Natal sebagai saat untuk memberi tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada lingkungan hidup. Jadikan saat kumpul keluarga besar sebagai kesempatan besar untuk memulai tradisi tahunan yang baru. Tradisi yang tidak lagi memeras sumber daya alam, tapi mengembalikan segala yang telah diambil selama ini kepada bumi. Dengan langkah kecil di masa Natal ini, mari memasuki tahun mendatang dengan semangat mengurangi beban bagi Ibu Bumi.
Selamat Natal
Ada banyak tradisi di sekitar Natal yang bukan hanya tidak ada kaitannya dengan Natal, tapi juga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Ada tradisi-tradisi yang sulit dilepaskan, namun dapat dimodifikasi untuk mengurangi masalah bagi lingkungan dengan sedikit pengorbanan dan kreativitas. Beberapa tulisan sebelum ini menguraikan beberapa tradisi di sekitar Natal yang tetap dapat dilakukan namun dengan cara yang berbeda.
Mari menjadikan saat Natal sebagai penyemangat untuk menghijaukan bumi kembali. Natal di Indonesia selalu terjadi pada musim penghujan. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk menanam. Daripada mengirim kartu Natal yang terbuat dari kayu, lebih baik menanam untuk menciptakan habitat dan lingkungan hidup yang layak diwariskan bagi anak-cucu. Jadikan pohon Natal dan dekorasinya sebagai alat penyatu manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Jadikan Natal sebagai saat untuk memberi tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada lingkungan hidup. Jadikan saat kumpul keluarga besar sebagai kesempatan besar untuk memulai tradisi tahunan yang baru. Tradisi yang tidak lagi memeras sumber daya alam, tapi mengembalikan segala yang telah diambil selama ini kepada bumi. Dengan langkah kecil di masa Natal ini, mari memasuki tahun mendatang dengan semangat mengurangi beban bagi Ibu Bumi.
Selamat Natal
Langganan:
Postingan (Atom)