dibangun sebagai wujud kepedulian terhadap kondisi Ibu Bumi. Karena itu bukan disebut warung merah, meski berwarna merah. Warna merah merujuk pada kondisi Ibu Bumi yang nilainya merah karena sakitnya yang parah, demam tinggi, keracunan, dehidrasi dengan luka di sekujur tubuhnya.
Selasa, 23 Februari 2010
JEMBATAN PENYEBERANGAN DI DEPAN BALAI SIDANG
Dalam hierarkhi pengguna jalan, pejalan kaki seharusnya berada di tingkat teratas ditinjau dari segi ekonomi, keseimbangan sosial dan pencemaran lingkungan. Dalam kenyataannya, sarana bagi pejalan kaki masih jauh dari memadai. Salah satunya adalah jembatan penyeberangan di depan rumah rakyat ini. Nampak kokoh. Yakin? Mari kita perhatikan lebih seksama.
Anak-anak tangga inilah yang harus dititi sewaktu menaiki dan menuruni jembatan penyeberangan. Beton sudah mengelupas. Air menggenang.
Kalau hanya satu-dua anak tangga yang terkelupas betonnya, pejalan kaki masih dapat sedikit berakrobat. Namun coba cari... bagian mana yang masih kuat di injak dan bebas genangan air?
Lalu.... nikmatilah berjalan di udara terbuka, sungguh-sungguh terbuka. Kanopi jembatan sudah hilang. Inilah yang dirasakan oleh pejalan kaki : berpanas-panas di bawah terik matahari atau berbasah kuyub di bawah siraman air hujan .....
Terakhir..... hati-hati saat berakrobat mencari anak tangga yang aman. Pagar sudah hilang... jangan sampai terjun bebas gara-gara melompat terlalu jauh.
Pejalan kaki di Indonesia memang belum bisa menduduki hierarkhi sesungguhnya, karena masih dianggap warga kelas ke-sekian.
Langganan:
Postingan (Atom)