Jumat, 10 Desember 2010

Belajar mengelola sampah dari Takakura lagi

Beberapa hari yang lalu, aku panen kompos lagi. Panen yang ditunda-tunda karena malas...hehehe.... Sebetulnya keranjang takakura-ku sudah dua kali penuh. Maksudnya, sudah ada 2 keranjang takakura yang kuisi dengan sampah dapurku. Berminggu-minggu kedua takakura-ku kudiamkan, tak kuisi (karena sudah penuh), tak kuaduk, tak kubuka. Sementara sampah dapur kumasukkan ke LRB-LRB biopori dan komposter yang dapat menghasilkan pupuk cair. Lalau semua "tempat sampah" itu penuh.... yah.... mau tidak mau, aku harus memanen kompos dari takakura-ku.


Kejutan! Ternyata kompos sudah jadi, tidak berbau dan bebas belatung! Rupanya dengan mendiamkannya selama 1 hingga 2 bulan setelah kompos matang, belatung-belatung raksasa, salah satu produk tambahan yang kutemukan saat panen yang lalu, menjadi mati.

Pelajaran dari keranjang takakura kemarin :
  1. Tidak perlu buru-buru memanen takakura.
  2. Buat lebih dari satu keranjang takakura untuk menambah "nutrisi" kompos berupa protein yang berasal dari belatung.
go green Indonesia!

2 komentar:

  1. hallo mbak melinda,
    aku lagi belajar bikin takakura. di keranjang ku banyak ditemui belatung, seneng nemu banyak info ttg itu di sini..
    thx mbak :)

    BalasHapus
  2. Senang mengetahui tulisanku bermanfaat buat orang lain. Selamat membuat takakura.

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar di sini