seperti yang dimuat di website GKI SURYA UTAMA
Saat ini, makanan organik mulai banyak diminati karena alasan kesehatan tubuh. Makanan organik adalah makanan yang dihasilkan oleh pertanian atau peternakan yang tidak menggunakan pestisida, pupuk sintetis, hormon sintetis dan bahan-bahan kimia lain dalam proses produksinya. Dengan demikian produk yang dihasilkanpun bebas dari bahan-bahan kimia. Disadari atau tidak, sesungguhnya pada saat seseorang mengkonsumsi makanan organik, dia terlibat dalam usaha berdamai dengan alam.
Penggunaan pupuk sintetis dan pestisida dalam pertanian untuk meningkatkan produksi pertanian dimulai pada saat Revolusi Hijau sekitar 40 tahun yang lalu. Pertumbuhan jumlah penduduk diikuti oleh peningkatan kebutuhan pangan. Sawah dapat menghasilkan panen 3 hingga 4 kali setahun. Satu masalah teratasi dengan penggunaan pupuk dalam pertanian.
Kemudian muncul masalah baru. Akibat penggenjotan produksi sawah terus menerus tanpa jeda, tanah tidak mempunyai kesempatan untuk memulihkan kondisinya. Tanah tidak dapat menghentikan ketergantungannya pada pupuk sintetis. Masalah lainnya, tanaman padi yang diberi pupuk sintetis ternyata tidak tahan terhadap hama. Selain itu, program intensifikasi pertanian meniadakan produk pertanian lain yang berfungsi sebagai pengontrol hama. Untuk mengatasinya, digunaan pestisida.
Namun ada masalah lagi. Ada perubahan pada ekosistem sawah. Tidak hanya hama tanaman padi yang mati, tetapi juga predator-predator hama padi alamiah. Sementara itu penggunaan pestisida justru melahirkan hama-hama lain yang lebih ganas.
Pengurusan tanah, ketidakseimbangan lingkungan dan penurunan keanekaragaman hayati, ini adalah efek penggunaan pupuk sintetis dan pestisida. Pertanian dengan pupuk sintetis dan pestisida bagaikan berada di pusaran air. Hanya keberanian serta ketekunan yang mampu melepaskan petani keluar dari pusaran ini.
Perlu waktu lama untuk memulihkan kondisi tanah dan lingkungan hidup di sekitarnya saat seorang petani memutuskan untuk beralih menjadi petani organik. Tanah yang terbiasa menerima pupuk sintetis bagaikan pengguna narkoba yang mengalami sakaw saat harus meninggalkan ketergantungannya. Untuk memulihkannya, perlu melewati beberapa kali masa tanam. Penggunaan pupuk kompos sebagai ganti pupuk sintetis menyebabkan produksi padi tidak sebanyak sebelumnya. Bulir padi yang dihasilkan juga tidak sebesar dan sebagus sebelumnya. Ini adalah pengorbanan yang harus dibayar atas kerusakan yang kadung sudah terjadi.
Namun, penggunaan pupuk kompos menggantikan pupuk sintetis perlahan-lahan akan memulihkan kondisi tanah dan lingkungan hidup di sekitarnya. Pada titik ini, manusia berdamai dengan alam. Manusia tidak lagi mengeksploitasi tanah, tapi memberdayakannya. Memberdayakan tanah untuk menghasilkan produk secara wajar dan alamiah .
Pilihan menjadi konsumen makanan organik akan lebih bermakna jika kita menyadari hal ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini