Kemudian muncul ide-ide kreatif untuk mengatasi masalah sampah plastik, misalnya :
- Memakai kantong kresek bekas belanja sebagai kantong penampung sampah.
- Melebur plastik bekas menjadi biji plastik untuk dibentuk menjadi benda plastik baru.
- Membuat hiasan, tas dan benda-benda lain dari plastik bekas kemasan consumer good yang agak tebal.
- Membuat “eco-plastic” dari singkong, jagung atau bahan organik lainnya sehingga lebih cepat hancur.
Faktanya :
1. Soal sampah :
- Lebih banyak kantong kresek yang langsung dibuang setelah sekali pakai dibanding yang dimanfaatkan sebagai kantong sampah
- Ada pabrik yang membuat kantong plastik khusus untuk sampah
- Pengolahan plastik bekas menjadi biji plastik meninggalkan jejak karbon yang besardan mencemari udara dengan racun dioxine
- Hanya memperpanjang usia plastik sebelum akhirnya menjadi sampah
- Produsen consumer goods menganggap dosa sampahnya telah berkurang karena ada yang menampung sampah kemasannya.
- Kreativitas mengolah sampah menjadi hiasan difasilitasi oleh pabrik yang membuat bahan baku kerajinan tangan dari plastik. Akhirnya kerajinan tangan dibuat dari plastik baru, tidak lagi dari plastik bekas .
- Menciptakan varian sampah baru
- Menciptakan kebutuhan lahan baru untuk menanam bahan baku yang bukan tidak mungkin menggunduli hutan bila produksi terus meningkat
Masalah sampah tidak teratasi, malah semakin rumit. Sampah masih ada dan makin banyak karena terus diproduksi.
Tips :
- Kurangi sampah sehingga kebutuhan kantong kresek untuk menampung sampah juga berkurang. 90% sampah rumah tangga bisa dibuat kompos atau dipakai lebih lama atau didaur ulang
- Beli consumer goods dalam kemasan besar, sehingga jumlah kemasan yang dibuang berkurang
- Beralih ke bahan-bahan alami yang tidak memerlukan proses produksi berjejak karbon tinggi , tidak memerlukan kemasan dan sampahnya bisa dibuat kompos