Kamis, 20 Maret 2014

Di pasar swalayan

Ini hasil pengamatanku di kasir pasar swalayan. Bagi pèmbeli yang tidak bawa tas, fungsi kasir adalah memindai barang belanjaan dan memasukkannya ke dalam tas kresek. Tapi bagi pembeli yang membawa tas sendiri, fungsi kasir hanya sebatas memindai belanjaan. Pembeli harus menata sendiri arang belanjaannya.

Aku biasa membawa tas belanja sendiri dan sudah terbiasa memasukkan sendiri belanjaan ke dalam tas. Jadi selama ini tidak pernah merasa hal ini sebagai masalah penting. Tapi tadi baru mikir...sepertinya pihak manajemen pasar-pasar swalayan seharusnya melatih kasir-kasirnya untuk membiasakan diŕi dengan menata barang-barang bukan hanya di kantong kresek,tapi juga di tas milik pembeli. Karena mungkin salah satu penyebab orang malas membawa tas belanja sendiri karena tidak dilayani kasir waktu memasukkan belanjaan ke dalam tas....yah...gitu deh ..... hingga sekarang, umumnya orang Indonesia itu kan maunya dilayani...

Judulnya : aku bosan kampanye bawa tas belanjaan sendiri dan disapa"go green ya?" Aku sudah bertahun-tahun tidak "go green" tapi "think green". Be a green thinker is not my life style but my way of life.
 
 go green Indonesia!

Senin, 30 April 2012

Lubang Resapan Biopori, manfaatnya bagi ibu bumi



Tujuan pembuatan LRB adalah meningkatkan daya serap tanah akan air. Jika jumlahnya banyak akan mampu mengurangi potensi banjir. Bila LRB berfungsi dengan baik, ada beberapa manfaat tambahan bagi kelestarian bumi, yaitu :
  1.  Mengurangi resiko penyebaran penyakit-penyakit akibat gigitan nyamuk seperti demam berdarah, chikungunya, malaria dan kaki gajah karena  jumlah genangan air juga berkurang
  2. Mengurangi volume sampah yang dihasilkan oleh rumah tangga. 
  3. Mengurangi masalah perkotaan yang ditimbulkan oleh sampah 
  4.  Mengurangi emisi gas pembentuk efek rumah kaca yang dihasilkan oleh tumpukan sampah di atas tanah. 
  5. Tanah di sekitar LRB menjadi subur akibat aktivitas makhluk-makhluk hidup di dalam tanah.
Seperti yang akan dimual dalam warta jemaat gki surya utama 6 mei 2012 (dengan sedikit perubahan) go green Indonesia!

Pemeliharaan Lubang Resapan Biopori



Satu-satunya cara memelihara LRB-LRB yang sudah dibuat adalah dengan mengisinya dengan sampah organik. LRB baru berfungsi sesuai namanya sebagai resapan biopori bila diisi oleh sampah organik.  Sampah organik adalah semua jenis sampah yang dapat membusuk, seperti rumput, daun kering, kulit buah, batang sayur yang tidak termakan, ampas kelapa, sisa makanan. Sampah ini akan dicerna oleh makhluk-makhluk hidup di dalam tanah, sehingga lama kelamaan akan menyusut.  Setelah isi menyusut, LRB harus diisi sampah lagi.  Artinya selama penghuni rumah masih beraktivitas, sampah organik akan terus diproduksi dan LRB tidak akan pernah kosong.

Untuk mencegah tikus, kucing atau anjing mengais-ngais isi LRB, pengisian sampah ke dalam lubang sebaiknya sampai 10 cm di bawah permukaan tanah.  Selain itu, sampah daging, tulang dan unsur-unsur hewan lainnya sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam LRB.

Jenis sampah organik lain yang sebaiknya tidak dimasukkan ke dalam LRB adalah biji buah-buahan dan batang tanaman yang berakar, karena berpotensi tumbuh menjadi tanaman. Tanaman dari biji-bijian ini akan tumbuh tidak terkendali dan merusak keindahan pekarangan.

Bila jumlah sampah organik lebih besar daripada daya tampung LRB, proses pembusukan dapat dipercepat dengan memasukkan mikro organisme ke dalam LRB. Ada banyak sumber mikro organisme yang dapat membantu proses pembusukan, di antaranya air tape, nasi basi, bonggol pisang, tempe dan makanan fermentasi lainnya. 

Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 29 april 2012
go green Indonesia!

Mari membuat Lubang Resapan Biopori




Bila di rumah Anda belum ada LRB, Anda dapat membuatnya sendiri. Pembuatan LRB bukanlah hal yang sulit. Dengan menggunakan bor tanah, satu lubang dapat dibuat dalam waktu 10 sampai 20 menit, tergantung kekerasan tanah. Ada beberapa bor tanah di gereja yang dapat dipinjam untuk membuat LRB-LRB.
Lubang dapat dibuat di pekarangan, di dasar saluran air buangan, bahkan di tempat yang sudah dicor semen. Bila ada perbedaan tinggi tanah, LRB dibuat di bagian paling rendah agar air dapat mengalir masuk kedalam lubang. Jarak antar lubang sekitar 3 hingga 4 meter.

Disain bor tanah dibuat sedemikian rupa sehingga dapat membuat lubang berdiameter 10 cm. Mata bor terdiri atas 2 buah pisau yang ujung-ujungnya menyatu membentuk lubang berbentuk seperti mata. LRB dibuat dengan cara memutar bor tanah searah jarum jam.  Bila bor diputar di dalam tanah, kedua pisau ini akan mengeruk tanah yang dilalui dan tanah hasil kerukan akan berkumpul di tengah-tengah lubang mata bor. Setiap kali tanah yang terkeruk ini harus dilepaskan supaya mata pisau dapat mengambil tanah lagi hingga mencapai kedalaman 80 - 100 cm. Lebih dalam dari itu tidak ada gunanya, karena oksigen sudah sangat tipis, jadi tidak memungkinkan bagi kehidupan. 

Agar tanah di sekitar lubang tidak longsor, sekeliling tepi lubang disemen. Di atas lubang bisa diletakkan  pot tanaman untuk mencegah orang terperosok. Pot ini juga berfungsi untuk mencegah kucing atau anjing mengais-ngais  isi LRB. 

Seperti yang dimual dalam warta jemaat gki surya utama 22 april 2012
go green Indonesia!

Lubang Resapan Biopori.... apa kabarnya?



Seperti yang ditulis di tulisan sebelum ini, biopori adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air sehingga meningkatkan daya serap tanah terhadap air.  Salah satu cara untuk meningkatkan jumlah biopori adalah dengan membuat LRB pada permukaan tanah untuk meningkatkan jumlah biopori dalam tanah.

Beberapa tahun belakangan ini, banyak acara digelar dengan label "go green". Salah satu kegiatan di dalamnya adalah pembuatan LRB.Artinya sudah banyak LRB yang dibuat. Lubang-lubang ini baru dapat berfungsi sebagai resapan biopori jika diisi dengan sampah organik. Sampah ini menjadi makanan bagi makhluk-makhluk dalam tanah sehingga tetap hidup dan aktif bergerak membuat lubang-lubang kecil disekitar LRB. Dengan aktifnya makhluk hidup dalam tanah di sekitar LRB, maka jumlah biopori akan meningkat terus. Dengan demikian LRB dan biopori bersama-sama akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air.

Mudah-mudahan pembuatan LRB-LRB selama ini bukan sekedar kegiatan seremonial belaka dan tidak dilanjutkan dengan menghidupkan LRB. Apakah LRB-LRB di rumah Anda masih terus diisi sampah? 

Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 15 april 2012 (dengan penyesuaian)
go green Indonesia!

BIOPORI , sekedar mengingatkan lagi

Makin banyaknya tanah di Jakarta yang ditutupi bangunan beton menyebabkan daya tampung tanah terhadap air makin berkurang. Daya serap tanah Jakarta terhadap air nyaris tidak ada, karena itu air hujan hampir seluruhnya mengalir ke laut. Daya tampung sungai dan kanal-kanal banjir yang penuh sampah kalah besar dibandingkan jumlah air hujan yang harus dialirkan, sehingga kelebihan air membanjiri kota. Penurunan daya serap tanah terhadap air menyebabkan jumlah air tanah makin menyusut. Akibatnya air laut menyusup ke dalam air tanah Jakarta. Air sumur jadi payau bahkan asin.

Salah satu cara untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air adalah dengan menambah jumlah BIOPORI pada tanah. BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap, tikus, serangga, keong dan makhluk-makhluk kecil lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah gembur dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Makin banyak biopori, makin besar air yang dapat diserap tanah.

Jumlah BIOPORI dapat diperbanyak dengan menanam pohon-pohon di tanah (bukan di pot) terutama pohon-pohon besar yang berakar besar, dalam dan banyak. Sayangnya jumlah lahan terbuka sangat terbatas, terutama di kawasan perumahan. Seringkali penanaman pohon jenis ini di halaman rumah dihindari karena kekuatiran akan kerusakan struktur bangunan akibat penjalaran akarnya. Kalau pohon besar tidak memungkinkan, penanaman pohon tidak terlalu besar seperti pohon buah cangkokan atau pohon hias juga dapat meningkatkan jumlah BIOPORI.

Cara lain adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori pada permukaan tanah. Cara ini sangat sederhana, mudah dan tanpa resiko kerusakan struktur bangunan rumah.

Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 8 april 2012

go green Indonesia!

Minggu, 18 Desember 2011

Merayakan Natal sambil menjaga bumi

Kebanyakan suku-suku bangsa dimemiliki kearifan dalam memelihara lingkungan hidup yang diwariskan secara turun menurun. Sayangnya modernitas seringkali melenyapkan warisan ini, bahkan memunculkan tradisi baru yang justru merusak lingkungan hidup. Begitu juga untuk merayakan Natal. Ada baiknya mejadikan masa Natal tahun ini untuk memikirkan ulang tradisi di sekitar Natal yang selama ini kita pelihara.

Ada banyak tradisi di sekitar Natal yang bukan hanya tidak ada kaitannya dengan Natal, tapi juga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Ada tradisi-tradisi yang sulit dilepaskan, namun dapat dimodifikasi untuk mengurangi masalah bagi lingkungan dengan sedikit pengorbanan dan kreativitas. Beberapa tulisan sebelum ini menguraikan beberapa tradisi di sekitar Natal yang tetap dapat dilakukan namun dengan cara yang berbeda.

Mari menjadikan saat Natal sebagai penyemangat untuk menghijaukan bumi kembali. Natal di Indonesia selalu terjadi pada musim penghujan. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk menanam. Daripada mengirim kartu Natal yang terbuat dari kayu, lebih baik menanam untuk menciptakan habitat dan lingkungan hidup yang layak diwariskan bagi anak-cucu. Jadikan pohon Natal dan dekorasinya sebagai alat penyatu manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Jadikan Natal sebagai saat untuk memberi tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada lingkungan hidup. Jadikan saat kumpul keluarga besar sebagai kesempatan besar untuk memulai tradisi tahunan yang baru. Tradisi yang tidak lagi memeras sumber daya alam, tapi mengembalikan segala yang telah diambil selama ini kepada bumi. Dengan langkah kecil di masa Natal ini, mari memasuki tahun mendatang dengan semangat mengurangi beban bagi Ibu Bumi.

Selamat Natal

go green Indonesia!