Selasa, 01 September 2009

Lubang Resapan Bioporiku setelah 1,5 tahun

Beberapa bulan terakhir, aku kesulitan membuang sampah dapur. Sejumlah Lubang Resapan Biopori (LRB) yang kubuat 1,5 tahun yang lalu di halaman depan pagar sepertinya sudah penuh, tidak dapat diisi lagi. Permukaannya keras, bahkan beberapa LRB telah ditutup dengan tanah karena kupikir tidak bisa memuat sampah lagi.

Sempat beberapa kali aku membuat LRB baru di halaman sebelah dalam pagar. LRB itulah yang terus kuisi selama bulan-bulan terakhir ini. Tapi lama kelamaan penuh juga, dan bila kutambah sampah lagi, aku harus mengaduknya dengan sampah lama, supaya tidak dikorek oleh tikus. Akibatnya, bau sampah lama akan keluar dan perlu waktu beberapa jam untuk menghilangkan baunya.

Sekitar 3 minggu yang lalu, iseng-iseng, aku mengisi salah satu LRB (bekas LRB, tepatnya) di depan pagar dengan air. Air yang kuisi sama sekali tidak menggenang, tapi terus merembes ke dalam dengan mudah. Agak terkejut juga rasanya! Berarti di bawah lapisan keras itu ada rongga! Cukup banyak air yang kumasukkan ke bekas LRB itu. Kemudian aku menusuk lapisan di bagian atas LRB yang sudah tidak terlalu keras lagi.....dan.....bluuusss.... LRB itu menganga lagi.

Hal yang sama kuulangi pada LRB-LRB lain yang telah kubuat 1,5 tahun yang lalu. Hasilnya aku menemukan 7 lubang biopori yang bisa diisi sampah dapur lagi. Kedalamannya sama seperti 1,5 tahun yang lalu! Jadi sampah yang kumasukkan tahun lalu, saat ini telah menyusut.

Kupikir....
Sampah yang dimasukkan ke dalam LRB akan membusuk dan menyusut seiring dengan berjalannya waktu. LRB bukan mesin pembuat kompos, jadi tidak perlu memanen kompos setelah beberapa waktu. Sampah di dalam LRB akan menjadi makanan organisme di dalam tanah dan aktivitas organisme di dalam tanah akan membuat tanah di sekitarnya menjadi subur.

Kupikir....
betul, LRB bisa digunakan untuk mencegah banjir. Bila terus diisi sampah, yang merupakan makanan organisme dalam tanah, organisme dalam tanah akan aktif membuat lubang-lubang halus (biopori) di dalam tanah. Biopori inilah yang menyerap air yang masuk melalui LRB. Kalau aku bisa mengisi lubang biopori dengan air begitu banyak, tentunya air hujan juga akan diserap sama banyaknya. Seandainya setiap rumah di Jakarta ada 4 LRB saja, tentunya musim hujan tidak akan menimbulkan banjir.

go green Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini