Jumat, 15 Oktober 2010

Menuju ZERO WASTE : tisu

Di samping plastik, tisu merupakan barang murah yang dianggap higienis dan praktis karena dapat dipakai dalam keadaan bersih dan setelah itu tinggal dibuang.

Tisu hampir selalu hadir dalam setiap kegiatan menyeka saat ini. Mulai dari kegiatan rutin pada pagi hari di kamar mandi hingga makan mi tek-tek di pinggir jalan. Saat menghapus keringat di kendaran umum hingga mengeringkan tangan di wastafel. Untuk membersihkan meja di kantor maupun menghilangkan noda minyak pada kompor di dapur. Masih banyak lagi. Bahkan ada iklan yang berani mengklaim tisu mampu menggoda burung untuk menjadikannya sebagai bahan pembuat sarangnya.

Padahal ada saputangan, handuk dan lap yang sama higienisnya yang telah digunakan jauh sebelum tisu dibuat. Semuanya dapat berulang kali dicuci dan dipakai ulang tanpa perlu meninggalkan jejak karbon terlalu banyak. Apalagi kalau mencucinya menggunakan lerak yang daya bersihnya tinggi dan mengandung antiseptik alamiah serta tidak memerlukan banyak air untuk membilasnya.

Saat bepergian ke luar rumah, hanya perlu menyisihkan sedikit ruang di dalam tas untuk meletakkan 2 lembar saputangan atau handuk kecil. Satu lembar untuk menggantikan beberapa lembar tisu yang di samping wastafel dan di meja makan restoran. Saputangan yang sama dapat dipakai juga untuk menghapus keringat dan airmata. Satu lagi untuk menggantikan puluhan sentimeter tisu di kamar kecil. Ruangan yang diperlukan tidak berbeda jauh dengan ruangan yang dipakai oleh sekantong tisu yang biasa dibawa di dalam tas.

Di dapur hanya diperlukan 2 cantelan untuk menggantungkan 2 lembar lap. Satu lembar lap untuk menggantikan ribuan lembar tisu yang biasa digunakan untuk mengeringkan perabotan makanan. Satu lagi untuk menggantikan ribuan lembar tisu yang biasa digunakan untuk menghilangkan noda dan lemak di kompor dan sekitarnya. Noda dan lemak sangat mudah dibersihkan dengan lap yang dibasahi dengan larutan lerak.

Aktivitas manusia yang memerlukan penyeka pada masa kini tidak berbeda jauh dibandingkan pada masa lalu. Masih adakah lagi fungsi tisu yang tidak bisa digantikan oleh saputangan, handuk dan lap? Mengingat pengorbanan yang diberikan oleh ibu bumi kita demi pembuatan tisu, mengapa tidak kembali saja menggunakan saputangan, handuk dan lap? Dan biarkan burung membuat sarangnya secara alamiah dengan bahan yang berasal dari alam tanpa perlu merusaknya.

Mengganti tisu dengan saputangan, handuk dan lap berarti tidak ada lagi sampah penyeka.
go green Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini