Makin banyaknya tanah di Jakarta yang ditutupi bangunan beton menyebabkan daya tampung tanah terhadap air makin berkurang. Daya serap tanah Jakarta terhadap air nyaris tidak ada, karena itu air hujan hampir seluruhnya mengalir ke laut. Daya tampung sungai dan kanal-kanal banjir yang penuh sampah kalah besar dibandingkan jumlah air hujan yang harus dialirkan, sehingga kelebihan air membanjiri kota. Penurunan daya serap tanah terhadap air menyebabkan jumlah air tanah makin menyusut. Akibatnya air laut menyusup ke dalam air tanah Jakarta. Air sumur jadi payau bahkan asin.
Salah satu cara untuk meningkatkan daya serap tanah terhadap air adalah dengan menambah jumlah BIOPORI pada tanah. BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap, tikus, serangga, keong dan makhluk-makhluk kecil lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah gembur dan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Makin banyak biopori, makin besar air yang dapat diserap tanah.
Jumlah BIOPORI dapat diperbanyak dengan menanam pohon-pohon di tanah (bukan di pot) terutama pohon-pohon besar yang berakar besar, dalam dan banyak. Sayangnya jumlah lahan terbuka sangat terbatas, terutama di kawasan perumahan. Seringkali penanaman pohon jenis ini di halaman rumah dihindari karena kekuatiran akan kerusakan struktur bangunan akibat penjalaran akarnya. Kalau pohon besar tidak memungkinkan, penanaman pohon tidak terlalu besar seperti pohon buah cangkokan atau pohon hias juga dapat meningkatkan jumlah BIOPORI.
Cara lain adalah dengan membuat Lubang Resapan Biopori pada permukaan tanah. Cara ini sangat sederhana, mudah dan tanpa resiko kerusakan struktur bangunan rumah.
Seperti yang dimuat dalam warta jemaat gki surya utama 8 april 2012