Minggu, 18 Desember 2011

Pesta Natal

Seperti yang akan dimuat dalam majalah Bethlehem terbitan GKI Surya Utama edisi 2011

Ada tradisi merayakan Natal di luar gereja yang biasanya berbentuk pesta. Hal yang selalu tersisa setelah pesta usai adalah sampah. Tanpa mengurangi makna silaturahmi yang terkandung di dalam tradisi ini, pesta dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan cara yang lebih bersahabat kepada lingkungan dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

Bila pesta Natal merupakan ajang kumpul keluarga besar, laksanakan di rumah yang memiliki jumlah anggota keluarga paling banyak. Atau pilih lokasi pesta di tengah-tengah sehingga masing-masing keluarga tidak perlu menempuh perjalanan jauh yang berarti menghemat penggunaan bahan bakar fosil. Bila pesta dilakukan di tempat lain, sedapat mungkin menggunakan kendaraan secara kolektif sehingga penggunaan bahan bakar fosil lebih efektif.

Kebutuhan pesta seperti minuman ringan atau cemilan sebaiknya dibeli dalam kemasan besar untuk mengurangi jumlah sampah kemasan. Sedapat mungkin beli sayur-mayur dan buah-buahan lokal untuk mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan dalam transportasi. Produk impor telah menempuh perjalanan ribuan kilometer sebelum tiba di toko dan transportasi ini menyumbang gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfir.

Hindari alat-alat makan sekali pakai. Memang lebih praktis menggunakan piring, gelas, dan sendok garpu sekali pakai, apalagi dalam jumlah banyak. Tetapi jauh lebih ramah lingkungan bila Anda memakai jenis yang bisa dipakai ulang (piring beling, sendok garpu logam, dan lainnya). Untuk minuman, hindari penggunaan air minum dalam kemasan dan sebagai gantinya, sediakan gelas kaca atau melamin serta air dalam gallon atau wadah lain. Sediakan juga beberapa lap penyeka sebagai ganti kertas tisyu.

Meskipun jenis makanan tidak mempengaruhi makna Natal, seringkali daging mendominasi menu pesta Natal. Kurangi masakan daging, terutama daging sapi karena ternak ini menghasilkan gas metana yang lebih berpotensi membentuk gas rumah kaca dibandingkan karbondioksida. Bila ikan menjadi salah satu menu, hindari ikan yang hampir punah dan dilindungi serta ikan yang masih anak-anak. Hindari juga ikan berukuran sangat besar karena akan memutus rantai makanan teratas dalam siklus ekologi.

Pemilahan sampah dapat dilakukan pada saat pesta, tanpa perlu menunggu usai. Sediakan beberapa wadah untuk meletakkan berbagai jenis sampah di tempat yang mudah dilihat sehingga tamu mengetahui di mana harus meletakkan sampahnya. Tempat meletakkan sisa makanan yang tidak habis dan kulit buah dibedakan dengan tempat plastik pembungkus dan tempat kertas bekas.

Manfaatkan saat kumpul untuk menularkan virus “bersahabat dengan lingkungan”. Sertifikat atau pin “pesta tanpa sampah” bisa menjadi buah tangan yang menarik bagi para tamu anak-anak.


go green Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini