Seperti yang akan dimuat dalam majalah Bethlehem terbitan GKI Surya Utama thn 2011 (dengan sedikit perubahan)
Di negara-negara dengan 4 musim di belahan bumi bagian utara, cemara dan pinus merupakan tumbuhan yang masih dapat bertahan pada saat Natal selain lumut, karena itu digunakan sebagai pohon Natal. Meskipun ada juga yang menggunakan pohon buatan dari bahan PVC, pohon hidup merupakan pilihan utama di sana. Di beberapa negara, pohon cemara dan pinus dibudidayakan sehingga tidak merusak hutan meskipun setiap tahun dikonsumsi dalam jumlah besar. Setelah lewat masa Natal, pohon-pohon ini dibuang dan sampahnya dapat membusuk secara alamiah sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan.
Di negara tropis seperti Indonesia, segala macam pohon dan tanaman dapat hidup pada masa Natal. Kalau pohon Natal dikaitkan dengan makna kehidupan yang dirayakan pada saat Natal, ada banyak pohon selain cemara dan pinus yang dapat dipakai sebagai pohon Natal. Anehnya sebagian besar pohon Natal di Indonesia merupakan pohon buatan yang dibuat mirip cemara atau pinus. Bahkan yang disebut sebagai “pohon Natal bersahabat dengan lingkungan” adalah pohon buatan berbentuk pohon pinus atau cemara yang dibuat dari sampah plastik . Memang pohon buatan dapat bertahan lama dan dapat digunakan berkali-kali, namun pohon buatan yang berbahan baku logam dan turunan PVC membutuhkan energi yang besar untuk membuatnya. Tidak jarang pohon buatan ini diproduksi di tempat yang jauh sehingga memerlukan bahan bakar fosil dalam jumlah sangat besar untuk sampai ke Indonesia. Setelah tidak digunakan lagi, pohon buatan ini berpotensi mencemari lokasi penimbunan sampah hingga puluhan tahun karena tidak mudah hancur secara alamiah.
Sudah saatnya mempertimbangkan pohon dan tanaman hias lainnya sebagai pohon Natal. Pohon dan tanaman merupakan penyerap karbon dioksida dan mampu menurunkan suhu rata-rata rumah. Bisa juga memanfaatkan pohon yang ada di halaman tanpa perlu mencabutnya. Bila pohon harus dibeli, belilah pohon lokal yang dijual di tempat yang tidak jauh. Pilihlah pohon yang berakar sehingga bisa ditanam lagi setelah perayaan Natal usai.
Dekorasi pohon Natal dapat dibuat sendiri dengan mendaur ulang sampah atau memanfaatkan hiasan bingkisan Natal dan kartu Natal yang didapat tahun lalu. Atau dari bahan alami seperti jagung, kayu manis, buah-buahan atau bunga segar maupun kering. Bila pohon yang dihias adalah pohon di halaman, hiasan dapat berupa biji-bijian untuk mengundang burung, serangga, bunglon, dan hewan lainnya. Binatang-binatang ini akan menjadi hiasan pohon Natal yang alami, indah bahkan menghasilkan suara asli, bukan mesin.
Pilihlah lampu Natal LED yang hemat energi karena hanya menggunakan 1/20 watt untuk masing-masing lampu. Lampu Natal biasa menggunakan listrik 2,5 watt. Nyalakan lampu seperluya. Bila pohon berada di dalam ruangan, matikan lampu-lampu ruangan pada saat lampu pohon Natal dinyalakan. Pada saat penghuni rumah pergi, lampu pohon Natal tidak perlu dinyalakan. Matikan lampu itu pada siang hari dan sebelum tidur.
Mari merayakan Natal dengan mengembalikan hak hidup makhluk lain di sekitar kita. Bila mereka mendapatkan kembali hak hidup mereka, kualitas hidup manusia juga akan meningkat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan tinggalkan komentar di sini