Minggu, 18 Desember 2011

Merayakan Natal sambil menjaga bumi

Kebanyakan suku-suku bangsa dimemiliki kearifan dalam memelihara lingkungan hidup yang diwariskan secara turun menurun. Sayangnya modernitas seringkali melenyapkan warisan ini, bahkan memunculkan tradisi baru yang justru merusak lingkungan hidup. Begitu juga untuk merayakan Natal. Ada baiknya mejadikan masa Natal tahun ini untuk memikirkan ulang tradisi di sekitar Natal yang selama ini kita pelihara.

Ada banyak tradisi di sekitar Natal yang bukan hanya tidak ada kaitannya dengan Natal, tapi juga menimbulkan masalah bagi lingkungan. Ada tradisi-tradisi yang sulit dilepaskan, namun dapat dimodifikasi untuk mengurangi masalah bagi lingkungan dengan sedikit pengorbanan dan kreativitas. Beberapa tulisan sebelum ini menguraikan beberapa tradisi di sekitar Natal yang tetap dapat dilakukan namun dengan cara yang berbeda.

Mari menjadikan saat Natal sebagai penyemangat untuk menghijaukan bumi kembali. Natal di Indonesia selalu terjadi pada musim penghujan. Musim penghujan adalah waktu yang tepat untuk menanam. Daripada mengirim kartu Natal yang terbuat dari kayu, lebih baik menanam untuk menciptakan habitat dan lingkungan hidup yang layak diwariskan bagi anak-cucu. Jadikan pohon Natal dan dekorasinya sebagai alat penyatu manusia dengan makhluk ciptaan Allah lainnya. Jadikan Natal sebagai saat untuk memberi tidak hanya kepada sesama, tetapi juga kepada lingkungan hidup. Jadikan saat kumpul keluarga besar sebagai kesempatan besar untuk memulai tradisi tahunan yang baru. Tradisi yang tidak lagi memeras sumber daya alam, tapi mengembalikan segala yang telah diambil selama ini kepada bumi. Dengan langkah kecil di masa Natal ini, mari memasuki tahun mendatang dengan semangat mengurangi beban bagi Ibu Bumi.

Selamat Natal

go green Indonesia!

Pesta Natal

Seperti yang akan dimuat dalam majalah Bethlehem terbitan GKI Surya Utama edisi 2011

Ada tradisi merayakan Natal di luar gereja yang biasanya berbentuk pesta. Hal yang selalu tersisa setelah pesta usai adalah sampah. Tanpa mengurangi makna silaturahmi yang terkandung di dalam tradisi ini, pesta dapat dipersiapkan dan dilaksanakan dengan cara yang lebih bersahabat kepada lingkungan dibandingkan tahun-tahun yang lalu.

Bila pesta Natal merupakan ajang kumpul keluarga besar, laksanakan di rumah yang memiliki jumlah anggota keluarga paling banyak. Atau pilih lokasi pesta di tengah-tengah sehingga masing-masing keluarga tidak perlu menempuh perjalanan jauh yang berarti menghemat penggunaan bahan bakar fosil. Bila pesta dilakukan di tempat lain, sedapat mungkin menggunakan kendaraan secara kolektif sehingga penggunaan bahan bakar fosil lebih efektif.

Kebutuhan pesta seperti minuman ringan atau cemilan sebaiknya dibeli dalam kemasan besar untuk mengurangi jumlah sampah kemasan. Sedapat mungkin beli sayur-mayur dan buah-buahan lokal untuk mengurangi jejak karbon yang ditimbulkan dalam transportasi. Produk impor telah menempuh perjalanan ribuan kilometer sebelum tiba di toko dan transportasi ini menyumbang gas rumah kaca dalam jumlah besar ke atmosfir.

Hindari alat-alat makan sekali pakai. Memang lebih praktis menggunakan piring, gelas, dan sendok garpu sekali pakai, apalagi dalam jumlah banyak. Tetapi jauh lebih ramah lingkungan bila Anda memakai jenis yang bisa dipakai ulang (piring beling, sendok garpu logam, dan lainnya). Untuk minuman, hindari penggunaan air minum dalam kemasan dan sebagai gantinya, sediakan gelas kaca atau melamin serta air dalam gallon atau wadah lain. Sediakan juga beberapa lap penyeka sebagai ganti kertas tisyu.

Meskipun jenis makanan tidak mempengaruhi makna Natal, seringkali daging mendominasi menu pesta Natal. Kurangi masakan daging, terutama daging sapi karena ternak ini menghasilkan gas metana yang lebih berpotensi membentuk gas rumah kaca dibandingkan karbondioksida. Bila ikan menjadi salah satu menu, hindari ikan yang hampir punah dan dilindungi serta ikan yang masih anak-anak. Hindari juga ikan berukuran sangat besar karena akan memutus rantai makanan teratas dalam siklus ekologi.

Pemilahan sampah dapat dilakukan pada saat pesta, tanpa perlu menunggu usai. Sediakan beberapa wadah untuk meletakkan berbagai jenis sampah di tempat yang mudah dilihat sehingga tamu mengetahui di mana harus meletakkan sampahnya. Tempat meletakkan sisa makanan yang tidak habis dan kulit buah dibedakan dengan tempat plastik pembungkus dan tempat kertas bekas.

Manfaatkan saat kumpul untuk menularkan virus “bersahabat dengan lingkungan”. Sertifikat atau pin “pesta tanpa sampah” bisa menjadi buah tangan yang menarik bagi para tamu anak-anak.


go green Indonesia!

Hadiah Natal demi Ibu Bumi


Seperti yang akan dimuat dalam majalah Bethlehem terbitan GKI Surya Utama edisi 2011 (dengan sedikit perubahan)

Peristiwa Natal sering diartikan sebagai saatnya memberi, sehingga muncul tradisi memberikan hadiah Natal. Ada baiknya memikirkan kembali apakah kerabat yang selama ini ada dalam daftar penerima hadiah Natal Anda betul-betul membutuhkannya? Anak-anak tidak perlu dikeluarkan dari daftar, namun bentuk hadiah perlu dipertimbangkan. Sedapat mungkin hindari pemberian mainan yang menggunakan baterai, karena baterai nantinya akan menjadi sampah B3 (Bahan Berbahaya Beracun). Kalau baterai tetap diperlukan, gunakan baterai yang dapat diisi-listrik-ulang. Kerabat lain dan relasi umumnya tidak terlalu memerlukan hadiah Natal. Hadiah Natal lebih berfungsi sebagai penjaga tali silaturahmi. Karena itu dana hadiah Natal untuk kerabat dan relasi dapat dialihkan kepada partisipasi dana pada kegiatan pemeliharaan lingkungan hidup atas nama kerabat yang akan diberi hadiah.

Ada banyak kegiatan pemeliharaan lingkungan yang memerlukan keterlibatan masyarakat agar dapat berjalan langgeng, misalnya mengadopsi pohon, badak Jawa, elang, orang utan, terumbu karang, penyu. Atau menjadikan mereka sebagai suporter lembaga swadaya masyarakat yang bergerak di bidang pelestarian lingkungan seperti Jakarta Green Monster, WALHI, WWF, Green Peace atau yang lainnya. Pemberian alternatif seperti ini selain bermanfaat bagi lingkungan, juga merupakan cara mengajak kerabat Anda untuk mempedulikan lingkungan.

Bila Anda menganggap hadiah Natal tetap harus diberikan dan sampai kepada kerabat Anda, berikan hadiah yang menumbuhkan rasa cinta lingkungan, misalnya :
- bibit tanaman
- kue yang dikemas dalam lunch box yang dapat dipakai berulang kali
- keranjang Takakura atau komposter lain berikut petunjuk pemakaiannya
- kursus bertanam sayur organik
- tiket wisata menanam mangrove, mencangkok terumbu karang, menangkar penyu hijau atau wisata lingkungan lainnya

Hadiah-hadiah seperti ini sifatnya personal dan unik sehigga tak terlupakan oleh penerimanya. Selain itu, dapat diberikan tanpa menggunakan kertas pembungkus. Asal tahu saja, untuk menghasilkan 1 kg kertas pembungkus yang umumnya digunakan hanya 1 kali memerlukan 1,3 kg batubara dan prosesnya melepaskan 3,5 kg CO2 ke udara.

Bila Anda memutuskan tetap memberikan hadiah seperti tahun-tahun yang lalu, hindari produk-produk impor karena untuk mendatangkannya harus menempuh ribuan kilometer dan memerlukan bahan bakar fosil untuk transportasinya. Selain itu, gunakan sesedikit mungkin pembungkus maupun pernak-pernik hiasan dari bahan sintetis. Pembungkus tidak harus terbuat dari kertas. Cobalah membuat pembungkus sendiri dari selendang, handuk, atau taplak meja yang dapat digunakan juga sehingga hadiah Natal tidak menyisakan sampah. Ada seni membungkus menggunakan kain yang disebut furoshiki. Seni furoshiki yang membungkus hadiah Natal akan menambah nilai pemberian Anda.


Kalau memang perlu membeli kertas pembungkus, gunakan kertas daur ulang dan hindari kertas berlapis metalik mengkilat atau kertas berlaminasi karena keduanya lebih sulit didaur ulang. Gunakan selotip sesedikit mungkin atau menggantinya dengan pita, dengan demikian kertas pembungkus dapat dibuka tanpa merusaknya sehingga dapat digunakan lagi. Sentuhan akhir dapat dibuat dengan bahan alami, misalnya daun pinus dan buah pinus kering.

Bila Anda menerima hadiah, lepaskan pernak-pernik hiasan dan buka kertas pembungkusnya dengan hati-hati. Pernak-pernik dapat digunakan untuk dekorasi pohon natal atau rumah. Kertas pembungkus dapat digunakan lagi untuk membungkus hadiah yang lebih kecil, menyampul buku atau kertas catatan di samping telepon. Bila hadiah yang Anda terima ternyata tidak Anda perlukan, sumbangkan kepada orang lain yang lebih memerlukannya.

NB :

Jakarta Green Monster (JGM) merupakan perkumpulan relawan lahan basah Jakarta yang mulai beraktifitas di Suaka Margasatwa Muara Angke sejak tahun 2005. Kegiatan JGM difokuskan pada usaha perlindungan lahan basah yang masih dimiliki Jakarta dengan melibatkan seluruh warga Jakarta dan stakeholder terkait, seperti sektor swasta sampai institusi pemerintah. Kegiatan yang dilakukan antara lain pendidikan lingkungan, kampanye lingkungan, riset monitoring dan pendampingan masyarakat.

WWF
(World Wild-life Fund) adalah organisasi yang memperjuangkan perlindungan satwa dunia yang memiliki perwakilan di Indonesia. Telp 021-5761 076 (pada hari dan jam kerja) atau e-mail contactcenter@wwf.or.id

WALHI
(Wahana Lingkungan Hidup Indonesia) adalah organisasi lingkungan hidup yang independen, non-profit dan terbesar di Indonesia. Berkantor di Jl. Tegalparang Utara 14, Mampang-Jakarta Selatan 12790. Telp 021 7919 3363/7941 673

Green Peace
adalah organisasi yang berjuang untuk mempersaksikan dan menyelmaatkan kerusakan lingkungan melalui konfrontasi tanpa kekerasan. Perjuangan dapat terus berlansung dengan dukungan dana dari masyarakat secara perorangan. Organisasi ini bergerak secara independen, tidak untuk kepentingan politik atau komersial pihak tertentu.


BEBERAPA PROGRAM ADOPSI SATWA DAN POHON DI INDONESIA

Rhino Care diselenggarakan oleh WWF bagi badak bercula satu. Donasi dapat diberikan secara berkelanjutan (Nature Guardian) atau satu kali (Sahabat Satwa & WWF Ranger). Kontak email gift4earth@wwf.or.id

Adopsi pohon merupakan usaha memperluas kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango dan Taman Nasional Gunung Halimun Salak. Adopsi 1 buah pohon dengan masa pemeliharaan 3 tahun dapat diberikan senilai Rp 108.000. Adopsi dapat dilakukan secara kolektif melalui 89,2 FM Green Radio yang beralamat di Jl. Utan Kayu No. 68H Jakarta Timur 13120. Tlp. 021-8573388. Adopsi dalam jumlah besar (400 pohon untuk lahan 3 hektar) melalui Conservation International Indonesia. (CP : Agus Sriyanto 0813 1095 9904, 021-7883 8624, email : asriyanto@conservation.org atau Anton Ario 0812 9363 308, 0251-224 963, email : aario@conservation.org

Suaka Elang di Taman Nasional Halimun-Salak. Orang Tua asuh akan mendapatkan laporan perkembangan elang yang di adopsi setiap 3 bulan sekali. Suaka Elang berkantor di Komplek Gedung PHKA Bogor Jl. Ir. H. Djuanda No. 15 Lt.2/55 Bogor 16001Jawa Barat- Indonesia. Email info@suakaelang.org

Adopsi orang utan merupakan program The Borneo Orangutan Survival (BOS)Foundation. Adopter akan mendapatkan sertifikat adopsi, foto orangutan yang diadopsi, cerita latar belakang orangutan yang diadopsi dan laporan perkembangan minimal 6 bulan sekali. Kontak email : bosfundraising@orangutan.or.id

Adopsi terumbu karang diprakarsai oleh WWF. Donasi dapat diberikan melalui http://mycoraltriangle.wwf.or.id/coralweb/ dan donatur dapat menentukan sendiri lokasi terumbu karang yang akan diadopsi. Dana yang terkumpul akan dipakai untuk membiayai konservasi di kawasan Coral Triangle tersebut yang meliputi enam negara, yakni Indonesia, Malaysia, Papua Nugini, Filipina, Pulau Solomon, dan Timor Leste. Selain itu, masih banyak lembaga-lembaga lokal yang memfasilitasi adopsi terumbu karang.
go green Indonesia!

Pohon Natal dan dekorasinya

Seperti yang akan dimuat dalam majalah Bethlehem terbitan GKI Surya Utama thn 2011 (dengan sedikit perubahan)

Di negara-negara dengan 4 musim di belahan bumi bagian utara, cemara dan pinus merupakan tumbuhan yang masih dapat bertahan pada saat Natal selain lumut, karena itu digunakan sebagai pohon Natal. Meskipun ada juga yang menggunakan pohon buatan dari bahan PVC, pohon hidup merupakan pilihan utama di sana. Di beberapa negara, pohon cemara dan pinus dibudidayakan sehingga tidak merusak hutan meskipun setiap tahun dikonsumsi dalam jumlah besar. Setelah lewat masa Natal, pohon-pohon ini dibuang dan sampahnya dapat membusuk secara alamiah sehingga tidak menimbulkan masalah lingkungan.

Di negara tropis seperti Indonesia, segala macam pohon dan tanaman dapat hidup pada masa Natal. Kalau pohon Natal dikaitkan dengan makna kehidupan yang dirayakan pada saat Natal, ada banyak pohon selain cemara dan pinus yang dapat dipakai sebagai pohon Natal. Anehnya sebagian besar pohon Natal di Indonesia merupakan pohon buatan yang dibuat mirip cemara atau pinus. Bahkan yang disebut sebagai “pohon Natal bersahabat dengan lingkungan” adalah pohon buatan berbentuk pohon pinus atau cemara yang dibuat dari sampah plastik . Memang pohon buatan dapat bertahan lama dan dapat digunakan berkali-kali, namun pohon buatan yang berbahan baku logam dan turunan PVC membutuhkan energi yang besar untuk membuatnya. Tidak jarang pohon buatan ini diproduksi di tempat yang jauh sehingga memerlukan bahan bakar fosil dalam jumlah sangat besar untuk sampai ke Indonesia. Setelah tidak digunakan lagi, pohon buatan ini berpotensi mencemari lokasi penimbunan sampah hingga puluhan tahun karena tidak mudah hancur secara alamiah.

Sudah saatnya mempertimbangkan pohon dan tanaman hias lainnya sebagai pohon Natal. Pohon dan tanaman merupakan penyerap karbon dioksida dan mampu menurunkan suhu rata-rata rumah. Bisa juga memanfaatkan pohon yang ada di halaman tanpa perlu mencabutnya. Bila pohon harus dibeli, belilah pohon lokal yang dijual di tempat yang tidak jauh. Pilihlah pohon yang berakar sehingga bisa ditanam lagi setelah perayaan Natal usai.

Dekorasi pohon Natal dapat dibuat sendiri dengan mendaur ulang sampah atau memanfaatkan hiasan bingkisan Natal dan kartu Natal yang didapat tahun lalu. Atau dari bahan alami seperti jagung, kayu manis, buah-buahan atau bunga segar maupun kering. Bila pohon yang dihias adalah pohon di halaman, hiasan dapat berupa biji-bijian untuk mengundang burung, serangga, bunglon, dan hewan lainnya. Binatang-binatang ini akan menjadi hiasan pohon Natal yang alami, indah bahkan menghasilkan suara asli, bukan mesin.

Pilihlah lampu Natal LED yang hemat energi karena hanya menggunakan 1/20 watt untuk masing-masing lampu. Lampu Natal biasa menggunakan listrik 2,5 watt. Nyalakan lampu seperluya. Bila pohon berada di dalam ruangan, matikan lampu-lampu ruangan pada saat lampu pohon Natal dinyalakan. Pada saat penghuni rumah pergi, lampu pohon Natal tidak perlu dinyalakan. Matikan lampu itu pada siang hari dan sebelum tidur.

Mari merayakan Natal dengan mengembalikan hak hidup makhluk lain di sekitar kita. Bila mereka mendapatkan kembali hak hidup mereka, kualitas hidup manusia juga akan meningkat.

Kartu Natal, perlukah?

Seperti yang dimuat dalam warta jemaat GKI Surya Utama 18 Desember 2011 (dengan sedikit perubahan)


Satu minggu lagi Natal. Salah satu persiapan yang umum dilakukan menjelang Natal adalah membeli kartu Natal. Mari berpikir ulang sebelum membelinya tahun ini. Seberapa banyak kita perlu mengirimkan kartu Natal? Sebagian besar orang yang hendak kita berikan ucapan dapat kita jumpai di gereja dan di tempat kerja. Ucapan selamat secara langsung dan diiringi jabat tangan merupakan cara paling tradisional dan memiliki makna mendalam bila diucapkan setulus hati. Sebagian lagi memiliki pesawat telepon atau akun di media sosial. Ucapan selamat melalui e-card, SMS, MMS, BBM, Facebook atau media lain merupakan hal yang lumrah saat ini. Cukup menggunakan salah satunya agar ucapan tidak menjadi basi dan penggunaan energi listrik untuk mengirimkan pesan elektronik tidak menjadi sia-sia. Sisanya adalah kerabat yang sudah pasti tak ditemui di gereja atau di tempat kerja dan tidak memiliki perangkat komunikasi di atas. Hanya merekalah yang berhak menerima ucapan selamat melalui kartu.

Membatasi pengiriman kartu Natal berarti turut berperan mengurangi penebangan pohon sebagai bahan baku kartu Natal. Untuk membuat 3000 lembar kartu membutuhkan pengorbanan 1 batang pohon. Belum termasuk bahan bakar fosil yang digunakan untuk memprosesnya menjadi kartu serta gas karbondioksida yang dilepaskan selama proses pembuatan. Padahal, jarang dijumpai penggunaan kartu Natal lebih dari satu kali. Artinya setelah sampai kepada penerimanya, kartu Natal akan menjadi sampah.

Bila kartu Natal memang harus dikirimkan, pilihlah kartu Natal dari bahan-bahan daur ulang atau yang hasil penjualannya didonasikan untuk kegiatan sosial. Atau buat sendiri kartu ucapan Natal Anda dari bahan-bahan yang bekas. Bila Anda menerima kartu Natal, jangan membuangnya. Kartu Natal bekas dapat digunakan misalnya untuk penahan lelehan lilin, pembatas buku, dekorasi Natal atau lainnya. Bisa juga dipakai lagi sebagai kartu ucapan. Dengan mencantumkan alasan pengguna-ulangan kartu demi masa depan bumi yang lebih baik pada kartu Natal bekas, kartu Natal daur ulang mempunyai nilai lebih daripada sekedar ucapan selamat Natal.

Rayakan Natal tahun ini dengan lebih berpihak kepada nasib ibu bumi kita.

go green Indonesia!