Senin, 07 April 2008

Lubang Resapan Biopori di halaman rumahku

Beberapa bulan terakhir, volume sampah yang dihasilkan rumahku berkurang drastis. Mestinya iuran sampahku juga dikurangi ya?
Ini berkat LRB (lubang resapan biopori) yang aku buat di halaman rumah. Sementara ini ada 8 lubang. Kedalaman 80 - 100 cm adalah kedalaman yang optimal. Lebih dari itu tidak ada gunanya, karena oksigen sudah sangat tipis, jadi tidak memungkinkan bagi kehidupan. Di atas lubang aku taruh pot tanaman untuk mencegah orang terperosok. Juga mencegah kucing atau anjing ngodal-ngadul isi LRB. Semua sampah dapur (kulit buah, batang sayur yang tidak termakan, ampas kelapa, kulit telur, tulang ikan dan ayam.... pokoknya semua) aku masukkan ke dalam LRB. 1 lubang bisa menampung sampah dapur selama 4-5 hari. Tanpa campuran bahan apa-apa. Kira-kira 1,5 bulan semua lubang penuh.... eh, ternyata engga! Lubang pertama ternyata masih bisa menampung sampah lagi, karena sampah 1,5 bulan yang lalu sudah menyusut kira-kira tinggal 20%. Hasil dekomposisi sampah ini kupakai untuk memupuki tanaman-tanamanku.

Soal bau.... ya, pasti bau. Namanya sampah dapur. Tapi bau itu hanya muncul waktu panen kompos. Selama sampah masih di dalam LRB, baru tidak keluar, terserap oleh tanah. Mungkin juga karena panen dilakukan waktu masih musim penghujan. Sampah dalam LRB bercampur air, jadi bau. Bau hanya muncul waktu panen, karena dikeluarkan dari tanah. Tindakanku ini memang seperti menabur garam di air laut, hampir ga ada artinya, terlalu kecil. Mudah-mudahan postingku ini menggugah kesadaran pembaca tentang peran kita terhadap masa depan bumi kita. Kalau seluruh semua pembaca tertarik untuk membuat LRB di rumahnya, terus bisa menggugah tetangga-tetangganya... kenalan-kenalannya .... jadinya banyak juga. Pasti akan bermakna juga.

go green Indonesia!

2 komentar:

  1. Halo, salam kenal...

    Senang mengetahui ada orang lain yang membuat biopori di halaman rumah. Memang untuk skala besar, apa yang kita lakukan dengan biopori selaku individu-individu barangkali hampir tidak ada artinya.

    Tapi setidaknya, kita sudah berbuat. Lagi pula, manfaatnya buat kita sendiri dan keluarga cukup besar, juga lingkungan sekitar sebenarnya.

    BalasHapus
  2. Salam kenal lagi.
    Senang rasanya ada yang mengunjungi blog saya dan meninggalkan pesan. Jadi kita sealiran ya, aliran biopori... hahaha...
    Salam hijau!

    BalasHapus

Silakan tinggalkan komentar di sini