Rabu, 19 Oktober 2011

Sampah obat

Untuk berjaga-jaga, biasanya kita menyimpan beberapa jenis obat standar di rumah. Obat-obatan yang paling umum menjadi "stok" di dalam rumah tangga adalah obat pusing, diare, demam, batuk, dan lain-lain. Selain itu, untuk menjaga kesehatan anggota keluarga, di rumah juga tersedia beberapa jenis vitamin dan mineral. Kadang-kadang sebelum obat dan vitamin  habis, ternyata tanggal penggunaannya sudah kadaluarsa. Atau obat yang biasanya dikonsumsi, dihentikan pemakaiannya oleh dokter. Atau yang juga sering terjadi, obat yang sudah dibeli atas anjuran dokter, tidak dikonsumsi karena alasan malas atau lupa. Padahal, membuang obat ke lingkungan begitu saja ternyata berbahaya seperti halnya membuang racun.

Berikut ini adalah tips penggunaan obat untuk mengurangi sampah obat :
  1. Sebelum membeli obat bebas, cek terlebih dahulu persediannya di rumah, agar tidak mubazir 
  2. Belilah obat bebas (yang tidak perlu resep dokter) secukupnya, sesuai perkiraan kebutuhan penggunaannya dalam masa kira-kira 1 tahun. 
  3. Pilihlah obat bebas yang batas kadaluarsanya masih cukup lama, agar obat habis sebelum kadaluarsa. 
  4. Kurangi kebiasaan pergi ke banyak dokter untuk satu penyakit. Jika perlu mencari second opinion, jangan lupa informasikan obat yang sudah diberikan dokter sebelumnya. Kalau perlu bawa obatnya. Hal ini untuk menghindari pemberian jenis obat yang sama tapi dengan merek dagang berbeda. 
  5. Simpan sisa obat yang belum habis masa pakainya di lemari es, agar tahan lama. Obat dapat digunakan untuk jangka panjang hingga batas masa kadaluarsa selama bungkus tidak rusak, tidak berubah warna dan bau, Antibiotika bukanlah jenis obat yang dapat disimpan, karena merupakan obat yang harus habis diminum.
 pernah dimuat dalam warta jemaat gki surya utama
go green Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini