Rabu, 19 Oktober 2011

Sampah organik dan biopori

Beberapa tahun yang lalu di jemaat GKI Surya Utama pernah diperkenalkan istilah biopori. Kemudian ada beberapa bor tanah yang diedarkan untuk membuat lubang resapan biopori di halaman-halaman rumah. Setelah sekian tahun, apakah lubang-lubang ini masih terpelihara?

BIOPORI adalah lubang-lubang kecil pada tanah yang terbentuk oleh aktivitas makhluk hidup dalam tanah, seperti pengakaran pohon, cacing tanah, rayap dan makhluk mikro lain. Lubang-lubang ini akan terisi oleh udara dan menjadi tempat berlalunya air. Hal ini membuat tanah subur dan dapat menyerap air. Jumlah biopori dapat ditingkatkan dengan membuat Lubang Resapan Biopori (LRB) dari permukaan tanah. LRB harus diaktifkan dengan memasukkan sampah organik ke dalamnya. Sampah ini menjadi makanan bagi makhluk-makhluk dalam tanah sehingga tetap hidup. Dengan aktifnya makhluk hidup dalam tanah di sekitar LRB, jumlah biopori akan meningkat terus. Dengan demikian LRB dan biopori bersama-sama akan meningkatkan daya serap tanah terhadap air. Sampah yang dimasukkan ke LRB setelah beberapa waktu akan menyusut karena proses pembusukan. Bila tidak diisi lagi, kehidupan di dalamnya juga akan lenyap, akibatnya pembentukan biopori juga akan berhenti. Karena itu LRB harus selalu diisi.

Dalam Aksi Sampah untuk Paska, gereja tidak mengumpulkan sampah organik karena tempatnya ada di LRB-LRB yang sudah dibuat beberapa tahun yang lalu. Mari menghidupkan kembali LRB-LRB di halaman  rumah kita.

pernah dimuat dalam warta jemaat gki surya utama
go green Indonesia!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan tinggalkan komentar di sini